1. Pengertian tentang Daya Tarik Wisata
1.1 Istilah berdasarkan Undang-undang dan Peraturan Republik Indonesia
Dalam kepariwisataan, terdapat istilah daya tarik, sumber daya wisata, objek wisata dan beberapa istilah berkaitan dengan itu. Berbagai negara dan institusi kepariwisataan memiliki definisi masing-masing mengenai daya tarik. Berikut rangkuman pengertian istilah-istilah tersebut.

Dalam Undang-Undang Pariwisata No. 9 Tahun 1990, disebutkan: “Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata,dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut”. Sedangkan yang dimaksud objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata;

Dalam Undang-undang Pariwisata No. 10 Tahun 2009 istilah “objek” dihilangkan sehingga menjadi daya tarik wisata saja.

Daya tarik wisata dalam skala nasional ditetapkan oleh Pemerintah (Pusat) dan Pemerintahdaerah (Pasal 28, butir d), daya tarik wisata provinsi ditetapkan oleh pemerintah provinsi (Pasal 29, butir d) “pemerintah berwenang….d. menetapkan daya tarik wisata nasional” sementara daya tarik wisata kabupaten/kota ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota (Pasal 30).

Dalam Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2011 tentang RIPPNAS, daya tarik wisata didefinisikan sebagai:

“Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan”

1.2 Daya Tarik Wisata Menurut berbagai Referensi
Dalam beberapa referensi daya tarik wisata disebut dengan istilah tourist attraction (daya tarik wisata) atau visitor attraction (daya tarik pengunjung).  Medlik (2003) mendefinisikan daya tarik dengan dengan istilah:

“elemen-elemen dari produk wisata yang menarik pengunjung (wisatawan) di mana wisatawan memutuskan untuk memilih sebuah tempat ketimbang tempat lainnya. Perbedaan mendasar adalah antara situs daya tarik (iklim, pemandangan, sejarah) ketika tempat/situs tersebut merupakan daya tarik utama untuk sebuah kunjungan, dan ketika daya tarik berupa peristiwa (festival, pekan olah raga, pameran) menjadi faktor yang lebih besar sebagai pilihan wisatawan ketimbang sebuah situs; atau bahkan sebuah situs dan peristiwa secara bersamaan menjadi pilihan wisatawan. Hal lain yang membedakan daya tarik adalah antara daya tarik alamiah dan buatan manusia atau daya tarik terbangun, seperti pantai dan kota-kota pusaka”.

Secara umum Medlik membagi daya tarik ke dalam 3 kategori yakni:

1) Daya tarik alamiah,
2) Buatan manusia dan

3) Peristiwa (event).

Sillbergh dkk (1994), dalam Buku Destinations, Cultural Landscape of Tourism, membagi daya tarik ke dalam: “people, town, architectural/archaelogical and heritage” (Daya tarik dikategorisasikan sebagai masyarakat, kota, arsitektural/arkeologis dan pusaka).

1.2 Sumber Daya Wisata
Sumber daya wisata (Menurut UU Pariwista No: 9 Tahun 1990) adalah“…Sumber daya alam dan buatan yang dapat dijadikan objek dan daya tarik wisata berupa keadaan alam, flora dan fauna, hasil karya manusia, serta peninggalan sejarah dan budaya yang merupakan modal bagi pengembangan dan peningkatan kepariwisataan di Indonesia…”

Sedangkan sumber daya wisata (Menurut UU Pariwista No:10 Tahun 2009) “…keadaan alam, flora, dan fauna, sebagaikarunia Tuhan Yang Maha Esa, serta peninggalanpurbakala, peninggalan sejarah, seni, dan budayayang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumberdaya dan modal pembangunankepariwisataan…”

USAID, mendefinisikan daya tarik wisata sebagai faktor yang memungkinkan untuk menghasilkan pengalaman wisata, termasuk di dalamnya:
– Tangible resources (facilities, attractions, infrastructure, etc.)
– Intangible resources (image, reputation, culture, etc.)
– Human resources (skills, motivations, service levels, etc.)
– Financial resources

Referensi:

_______Dictionary of Leisure, Travel and Tourism (1999)
Boniface, Brian dan Cooper,Chris (2009) Worldwide Destinations: The Geography of Travel and Tourism Elsevier USA
Burkhart and Medlik (1981: 197) – Histories of Tourism:
Goeldner,C.R dan Ritchie, J.R.B (2012) Tourism: Principles, Practices and Philosophies, 12th edn, John Wiley & Sons, Canada
Jafari, Jafar (2000) Encyclopedia of Tourism, Routledge, New York
Jennifer Stange, dkk (2013). Tourism Destination Management: AchievingSustainable and Competitive Result,International Institute for Tourism Studies, USA
Kušen, Eduard (2010) A system of tourism attractions, Tourism Review Vol. 58 No 4/ 2010/ 409-424
Medlik S. (2003), Dictionary of Travel, Tourism and Hospitality,Butterworth-Heinemann, USA
Richard Sharpley and David J. Telfer (2002) Tourism and DevelopmentChannel View Publications, Great Britain
Silbergh, D., Fladmark, M., Henry, G. and Young, M. (1994) “A strategy for theme trails,” dalam Ringer,Greg (2003) Destinations: Cultural Landscape of Tourism, Routledge, New York
Swarbrooke, John (2002) The Development and Management of Visitor Attraction,Butterworth-Heinemann, USA