Tanggal 19 November diperingati sebagai hari Toilet Sedunia. Beberapa tahun lau terjadi ribut-ribut soal renovasi sarana toilet yang terdapat di gedung DPR kita beberapa waktu lalu. Sarana yang satu ini karena berada di gedung para anggota dewan yang terhormat, menyebabkan toilet menjadi tempat yang nyaman bagi penggunanya untuk melakukan berbagai bentuk transaksi termasuk lobi-lobi politik suap hakim agung (http://www.pikiran-rakyat.com/node/251601, diakses 21 November 2013) bahkan untuk transaksi seksual pun toilet menjadi tempat yang nyaman (http://politik.kompasiana.com/2013/11/17/kondom-wanita-seksi-dan-citra-dpr-ri–610324.html, diakses tanggal 21 November 2013). Itu cerita tentang tentang toilet di gedung tempat anggota dewan yang terhormat berkantor, namun coba tengok sarana toilet umum yang berada di ruang terbuka publik terutama di kota-kota besar, jangankan membayangkan sebagai tempat lobi-lobi, untuk memasukinya saja perlu perjuangan kalau tidak benar-benar “kebelet”. Kotor, berbau, tidak ada air, bolong di sana sini merupakan gambaran umum sarana toilet umum di Indonesia.

Coba perhatikan sarana toilet umum yang tersedia pada ruang terbuka publik atau pada ruang publik yang sering diakses oleh warga atau wisatawan seperti pada taman kota dan terminal, selain kondisinya tidak terpelihara dengan baik juga minim perawatan dan beberapa perlengkapan standar lainnya. Kultur masyarakat Indonesia yang selalu membutuhkan air untuk urusan ke belakang turut menyumbang buruknya kondisi sarana toilet umum di Indonesia meskipun hal ini bisa dihindari dengan desain dan pemeliharaan yang baik dengan mempertimbangkan perilaku orang Indonesia dalam menggunakan toilet umum. Di negara-negara maju, penggunaan toilet kering atau setidaknya dengan menggunakan sedikit air sudah lama dilakukan sehingga dengan demikian kondisi toilet di sana jauh lebih bersih, terawat, dan sangat nyaman. Desain toilet umum yang seperti ini bisa ditemukan pada mal-mal besar atau hotel-hotel berbintang di Indonesia termasuk di Gedung DPR sehingga tidak aneh skandal yang tidak sedap muncul dari toilet umum. Di luar gedung DPR atau hotel berbintang cerita tidak sedap juga sering muncul dari toilet umum di ruang terbuka publik, bedanya kalau toilet di Gedung DPR yang nyaman dan harum mengeluarkan “bau” yang tidak sedap, toilet umum di ruang terbuka publik sudah tidak berbau harum juga meninggalkan “bau” yang lebih tidak sedap lagi. Pelecehan seksual, narkoba, sumber penyakit bahkan pembunuhan berawal dari toilet umum yang tidak terawat. Jenis transaksinya pun berbeda, kalau toilet umum di tempat yang terhormat transaksinya bisa mencapai milyaran rupiah, sementara toilet umum di ruang terbuka publik transaksinya cukup Rp. 2000,- yang konon untuk perawatan dan kebersihan meskipun kondisinya tetap saja masih kotor serta berbau dan kita penggunanya masih sering main petak umpet untuk tidak memasukan Rp.2000,- ke dalam wadah yang disediakan jika tidak terlihat oleh petugas.

Jika Anda adalah orang yang senang berwisata, sarana sanitasi publik menjadi alternatif utama dalam pemenuhan urusan ke belakang. Satu hal yang menjadi permasalahan pada saat melakukan perjalanan wisata adalah ketika pada saat dibutuhkan seringkali sarana ini tidak tersedia atau jika tersedia kondisinya sangat tidak layak. Dalam kepariwisataan, penyediaan sarana sanitasi tidak hanya sekedar sebagai sarana penunjang saja tetapi dapat meningkatkan impresi wisatawan terhadap sebuah destinasi. Selain itu himbauan untuk meninggalkan kendaraan pribadi dan menggunakan kendaraan umum, bersepeda atau berjalan kaki perlu didukung dengan berbagai infrastruktur tidak hanya halte, atau shelter tetapi juga perlu didukung oleh sarana sanitasi publik yang aman, nyaman dan bersih. Banyak manfaat yang dapat diperoleh oleh warga dan wisatawan dengan kondisi toilet umum yang aman, nyaman dan bersih. Anda tetap dapat memelihara sanitasi dan higienitas pribadi selama menunggu dan naik turun dari kendaraan umum, bahkan di beberapa negara toilet umum menyediakan ruang ASI bagi ibu, namun hal terpenting dari penyediaan toilet umum (sanitasi) yang bersih, aman dan nyaman adalah membantu mencegah penyebaran berbagai penyakit menular. Di Indonesia menurut laporan Bank Dunia (http://www.worldbank.org/en/news/feature/2013/08/30/whats-a-toilet-worthinfographic, diakses 22 November 2013) kerugian yang ditimbulkan akibat sanitasi yang buruk mencapai USD 3,30 juta di bidang kesehatan.

Warga dan wisatawan yang menghabiskan waktu lebih banyak di luar ruangan bergantung pada sarana sanitasi publik (toilet umum). Infrastruktur berupa toilet umum secara mendasar tidak saja untuk mendukung kegiatan pariwisata tetapi lebih ditujukan pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat lokal, namun dalam pemanfaatannya baik masyarakat lokal maupun wisatawan sama-sama mendapatkan kemudahan dan manfaat yang sama, tentunya manfaat yang dapat mengharumkan nama bangsa. Jangan jadikan toilet Indonesia menjadi nomor satu dalam menyumbang berita-berita negatif, tetapi mari jadikan toilet umum di Indonesia menjadi nomor satu dalam mempelopori higienitas dan perilaku hidup sehat bagi setiap warga negara serta membantu memberi citra yang baik bagi Indonesia sebagai mana yang diungkapkan oleh Greed, “citra suatu negara dapat dilihat dari toiletnya sebagaimana benda ini seringmenjadi hal pertama dilihat wisatawan ketika bepergian ke sebuah negara. Toilet umum yang memadai akan meningkatkan pariwisata dan manfaat ekonomi secara keseluruhan (2008)”.