Nama saya Astrid Octavia, dan biasanya dipanggil Astrid. Saya mahasiswa Hotel Management BINUS University, Binusian 2016. Saya mulai suka dengan kegiatan memasak yaitu dari waktu kecil sering membantu mama masak didapur, tetapi dulu belum pernah terpikirkan untuk menjadi Chef nantinya. Keinginan menjadi Chef terinspirasi waktu itu sering menonton Asian Food Channel dan Mastrer Chef ditelevisi. Dari hal itu langsung saya langsung menjadi tertarik dan suka dengan memasak. Waktu jaman SMA dulu sebetulnya ingin masuk ke SMK tataboga tapi masih ragu yang akhirnya memilih untuk masuk SMA Negeri 85 Jakarta. Sewaktu jaman SMA masih bingung untuk memilih jurusan perkuliahan, tetapi karena ayah ingin sekali untuk saya mengambil jurusan Ilmu Gizi saat kuliah karena saya di SMA mendapatkan penjurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Lulus SMA  saya ragu untuk mengambil jurusan Ilmu Gizi dan akhirnya didalam diri saya lebih yakin untuk mengambil kejuruan tataboga dan akhirnya memutuskan untuk mendaftar di BINUS University jurusan Hotel Management. Di tahun kedua saat pembagian jurusan, saya memilih peminatan Culinary untuk memperdalam ilmu saya.

857910_10200833530269563_1261553150_o
Hasil Praktek kelas Culinary
1270325_10200724900153878_1901911767_o
Paring knife dan peeler adalah peralatan dasar yang wajib dimiliki oleh mahasiswa untuk praktek culinary

Karena saya menyukai kegiatan masak-memasak untuk kegiatan perkuliahan merasa enjoy dan senang karena ini adalah dunia saya yang sebenarnya . Awal ketertarikan saya suka memasak karena kalau dirumah saya selalu mendapatkan ilmu tambahan dari mama yang gemarnya juga memasak. Setiap ngobrol sama mama selalu membahas tetang masakan atau mecoba tantangan baru yaitu dengan mencoba resep baru untuk dicoba dirumah bersama mama. Cita-cita saya adalah ingin menjadi Chef yang hebat, bisa menjadi Chef Internasional, dan bisa membanggakan dan  membuktikan ke ayah dan mama kalau jurusan yang saya pilih adalah memang keahlian dan bakat yang saya miliki.

Kemudian saya ditawarkan oleh teman bawah ada pendaftaran lomba yaitu The 9th Bali Salon Culinaire 2016, dan karena saya tahu bahwa teman terdekat saya juga ikut serta dalam perlombaan tersebut, disitu saya mulai merasa tertantang untuk ikut serta dalam perlombaan Salon Culinaire yang diselenggarakan di Bali. Akhirnya saya meminta izin dan doa kepada ayah dan mama saya untuk mengikuti perlombaan di Bali dan mereka mengizinkan. Saya mendaftarkan diri dengan mengambil kategori Pasta Junior Chef Challenge dan saya hanya mengambil 1 kategori perlombaan karena ini adalah pertama kalinya saya mengikuti perlombaan memasak, karena Salon Culinaire merupakan sebuah kompetisi kuliner terbesar di Indonesia yang diselenggarakan setiap tahunnya. Yang mana pada tahun ganjil dilaksanakan di Jakarta, yaitu Jakarta Salon Culinaire. Serta pada tahun genap dilaksanakan di Pulau Bali, yaitu Bali Salon Culinaire. Pada tahun 2016 ini, Bali Salon Culinaire sudah mencapai tahun  pelaksanaan ke-9. Kompetisi kuliner ini termasuk dalam kategori Kompetisi Internasional, didukung oleh World Association of Chefs Societies (WACS), dan seluruh kategori perlombaan juga di nilai oleh tim juri bersertifikasi dari WACS. Para peserta pun sangat beragam, dari berbagai daerah di Indonesia dan juga dari beberapa Negara tetangga. Seperti, Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, The 9th Jakarta Salon Culinaire diselenggarakan oleh Bali Culinary Professional (BCP) Jakarta, yang juga bagian dari anggota WACS dari Indonesia. Pada Salon Culinaire Bali ke-9 ini, dilombakan lebih dari 20 Kategori untuk Live Cooking maupun Display dari Hot Cooking dan Pastry. Komite dari acara ini juga lebih memfokuskan lagi untuk menjadikan kompetisi ini sebagai sarana untuk para Koki dan Koki muda, mengekspresikan masakan Indonesia ke level yang lebih tinggi. Baik dalam penampilan, teknik, dengan tetap menjaga orisinalitas rasa. Pada Salon Culinaire ke-9 ini juga kembali dibuka kategori yang paling menantang dan sangat dituju para partisipan, yaitu Somelier Competition, dan Dewata Gastronomic Challenge. Yang selalu menjadi special dari acara ini adalah, komite penyelenggara sangat memahami bahwa kuliner adalah sebuah seni, yang tidak bisa ditentukan satu juara bagi sekian hidangan yang tersaji dari partisipan. Sehingga sejak awal Salon Culinaire terlaksana, selalu disediakan banyak medali untuk masing-masing kategori juara. Dari Bronze, Silver, dan Gold. Bahkan untuk nilai dibawah Bronze pun tetap diberikan penghargaan sertifikat dengan nama Diploma. Sehingga setiap partisipan memiliki kesempatan untuk mendapatkan medali. Kompetisi ini bukan untuk saling mengalahkan, tetapi untuk berlomba dengan diri sendiri, sebaik apa hasil hidangan yang diciptakan dan melatih diri supaya hasil yang disajikan berhak mendapat medali. Kompetisi ini sangat ditunggu-tunggu oleh banyak Institusi Perhotelan, industri kuliner, Sekolah Kejuruan Boga, sampai Restoran dan Hotel-Hotel di Indonesia, termasuk Hotel Management BINUS University. Karena itu saya masih belum berani mengambil lebih dari 1 perlombaan karena masih kurang percaya diri dengan bakat yang saya miliki.

9th Salon Culinaire

===To Be Continued==