Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan.  Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata yang memadai, maka semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia.

Dari buku PARIWISATA INDONESIA DARI MASA KE MASA tercatat hotel-hotel yang sudah hadir pada saat itu diantaranya :

Jakarta, dibangun Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel Rijswijk.

  1. Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje.
  2. Semarang, berdiri Hotel Du Pavillion.
  3. Malang, Palace Hotel.
  4. Solo, Slier Hotel.
  5. Yogyakarta, Grand Hotel ( sekarang Hotel Garuda )
  6. Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel ( kini Hotel Panghegar ).
  7. Bogor, Hotel Salak.
  8. Medan, Hotel de Boer dan Hotel Astoria.
  9. Makasar, Grand Hotel dan Staat Hotel.COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Voorgevel_van_Hotel_des_Indes_te_Batavia_TMnr_60046497Hotel Oranje

Kebanyakan hotel-hotel ini masih beroperasi hingga sekarang, ada yang menjadi Herritage Hotel, ada yang sudah direnovasi menjadi lebih baik dan ada juga yang telah di redevelopment total sehingga tidak lagi menyerupai bentuk aslinya, seperti Hotel Des Indes. Pada tahun 1960 hotel ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan diganti namanya menjadi Hotel Duta Indonesia. Pada tahun 1971 bangunan hotel ini dibongkar untuk didirikan pertokoan Duta Merlin. Foto disamping merupakan foto  Hotel Des Indes 1925-1940 (sumber : Google)

Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran hotel di Indonesia jauh berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa chains ‘management’ hotel international yang banyak merambah ke kota-kota besar di Indonesia. Sejalan dengan berkembangnya hotel di indonesia, wajah arsitektur hotel di Indonesia pun sangat berkembang dan innovative. Akan tetapi hal ini menjadi satu tolak ukur sejarah baru untuk Hotel di Indonesia.

Seiring dengan tumbuhnya dunia pariwisata Indonesia, sejarah Hotel di Indonesia pun turut andil menyukseskannya. Keberadaan hotel-hotel di Indonesia, tentu saja sangat dibutuhkan dalam industri pariwisata dan perhotelan, mengingat tanpa akomodasi yang memadai, mustahil turis untuk mau berkunjung.  Industri pariwisata Indonesia makin menanjak saat kepariwisataan di Bali mulai mendapatkan perhatian serius. Pada tahun 1963, dibangunlah Hotel Bali Beach, kemudian dalam tiga tahun berikutnya menyusul diresmikannya Pelabuhan Udara Ngurah Rai sebagai pelabuhan internasional. Pada perkembangannya baru-baru ini, Bali makin hotel dipenuhi turis-turis asing yang bisa kita jumpai di berbagai tempat, hingga di pelosok desa terpencil sekali pun.

Tak berbeda jauh dengan Bali, kehidupan pariwisata di daerah lain pun turut bangkit. Seperti di Malang, Jawa Timur, yang mempunyai beberapa objek wisata potensial. Yang paling mencuat dan didatangi pengunjung adalah kawasan Batu, dengan kontur daerah yang berbukit, perkebunan apel dan Selekta, sebuah objek wisata yang berhasil mengembangkan tulip, sehingga suasananya mirip dengan Belanda. Kota berhawa sejuk yang berjarak 90 km di sebelah selatan Kota Surabaya ini, mulai tumbuh dan membenahi berbagai fasilitas serta sarana dan prasarana pendukung. Seolah ingin melestarikan peninggalan bersejarah, pemerintah Kota Malang tetap mempertahankan berbagai yang dibangun pada jaman kolonial Belanda. Sebagai contoh, Hotel Pelangi, yang tergolong salah satu hotel tertua di kota yang kita kenal juga dengan sebutan Kota Pelajar itu. Hingga sekarang, hotel yang berlokasi di bilangan Jalan Merdeka ini, tetap menjadi hotel yang layak huni bagi pelancong dan malah memberikan sebuah keindahan tentang kenangan masa lampau lewat foto-foto “jadul” yang dipajang di dinding hotel.

Sementara, keadaan perhotelan di Bandung, juga tidak kalah semarak. Perkembangan beragam usaha, mulai dari distro, kuliner, kafe, home industry, dan factory outlet (FO), membuat Kota Kembang ini diserbu pengunjung. Khususnya di akhir pekan/libur, pengunjung yang datang ke Bandung begitu membludak. Sebagai imbasnya, bisnis hotel di Bandung ikut terdongkrak.  Berbagai kelas hotel, dari kelas melati hingga berbintang, dari harga yang murah hingga harga yang mahal, dapat ditemui dengan mudah di dekat pusat keramaian atau di seputar obyek wisata.