Gaya hidup merupakan istilah yang sedang populer saat ini dalam masyarakat.Gaya hidup masyarakat sekarang saat ini telah mengalami perubahan dan perkembangan seiring berkembangnya jaman. Dahulu masyarakat tidak terlalu mementingkan urusan penampilan dan gaya hidup. Tetapi sekarang berbeda keadaannya ,karena kini gaya hidup mulai menjadi perhatian yang serius.

“Nongkrong” merupakan kegiatan yang dilakukan anak muda maupun dewasa di suatu tempat untuk berkumpul dan melakukan kegiatan untuk mengisi waktu luang.Fenomena nongkrong itu sendiri menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian lebih dalam.

Gaya hidup nongkrong di Indonesia sudah ada sejak jaman dahulu hingga sekarang dan mengalami beberapa perubahan seiring berkembangnya jaman. Pada jaman dulu, nongkrong biasanya hanya dilakukan di warung kopi kecil.Kegiatan yang dilakukan juga lebih sederhana seperti hanya untuk berkumpul bersama teman.Namun dewasa ini, kegiatan nongkrong lebih banyak dilakukan di kafe-kafe ataupun di restoran. Masih seperti jaman dahulu kegiatan inti dari nongkrong tersebut adalah untuk bersosilisasi.

     Gaya hidup menurut Kotler (2002) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini).

Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2002), gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001) gaya hidup menggambarkan individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan bagaimana individu berbuat dan berprilaku.

     Nongkrong merupakan bahasa pergaulan anak muda yang dalam Bahasa Indonesia hampir sama artinya dengan berjongkok, duduk atau bersandar pada suatu tempat. Namun dalam definisi selanjutnya istilah nongkrong menjadi lebih luas. Banyak kegiatan dan aktivitas baik aktif maupun pasif yang kemudian berkembang dari sekedar duduk atau jongkok, seperti seeing, hearing, seating, standing dan staying (Jan Gehl:1987). Nongkrong juga dapat melibatkan orang lain seperti melakukan aktivitas kumpul bersama pada suatu tempat diisikan berbagai kegiatan seperti berbincang dan berbicara dengan orang lain. Namun ada konstes yang menyebabkan terjadinya nongkrong seperti konteks tempat, waktu dan kegiatan.

PhototasticCollage-2015-12-18-16-20-04     Faktor-faktor yang menjadi latar belakang kegiatan nongkrong antara lain kecendrungan orang-orang sekarang adalah memamfaatkan keempatan yang ada untuk berkumpul bersama (social interaction) di dalam setiap kepentingan dan tujuan yang sama. sehingga pada akhirnya akan membentuk kelompok-kelompok dengan kepentingan yang sama tersebut.

Kelompok-kelompok yang ada terbagi atas beberapa tipe kelompok.pertama, kelompok berdasarkan sifatnya yabg sementara (casual crowded), yang terbagi atas inconvenient agoregation, yaitu kelompok yang sifatnya kurang menyenangkan. kemudian panic crowded, yaitu kelompok yang timbul akibat rasa cemas dan panik. serta yang terakhir, spectator crowd yaitu kelompok yang timbul akibat sebuah kejadian tertentu

ketiga kelompok berdasarkan tindakan hukum yang dilakukan (lawless crowd), yang terbagi atas acting mobs, yaitu kelompok yang muncuk karena rasa emosi. kemudian immortal crowded yaitu kelompok yang kehadirannya melanggar hukum.

Dalam kelompok-kelompok tersebut di atas, biasanya terjadi interaksi yang sifatnya kontak sosial dan komunikasi.Kedua cara tersebut merupakan syarat penggambaran sebuah kelompok.Jenis kelompok yang mengacu pada kegiatan berkumpul biasanya jenis kelompok yang sifatnya sementara (casual).Kelompok tersebut biasanya timbul karena adanya sebuah kegiatan tertentu yang menarik, seperti pesta, bazaar, festifal atau pertunjukan.

Yang menyebabkan cafe dan resto jadi berkembang menurutnya selain cita rasa yang enak dan karena dekorasi cafe tersebut, namun unsur estetika dalam menu yang disajikan juga menarik sehingga cafe dan resto tersebut dapat berkembang.

     Maraknya tempat nongkrong itu bisa merubah gaya hidup seseorang, tergantung juga kepada karakteristik orang itu sendiri. Kalau orang tersebut merupakan pribadi yang tergolong “senang bergaul dan suka untuk mencoba hal baru” dan mereka sendiri tidak pelit untuk mengeluarkan uang berapapun jumlahnya hal tersebut dapat merubah gaya hidup mahasiswa itu sendiri, seperti membuat dirinya menjadi seperti kaum hedonisme yang sebenarnya bisa saja ia hanya tergolong sebagai kaum “proletar” yang memaksakan dirinya untuk seperti kaum hedonisme.Pengertian Hedonisme adalah paham sebuah aliran filsafat dari Yunani. Tujuan paham aliran ini adalah untuk menghindari kesengsaraan dan menikmati kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia. Ciri aliran hedonisme adalah kebahagiaan diperoleh dengan mencari perasaan-perasaan menyenangkan dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang tidak enak. Contohnya adalah makan akan menimbulkan kenikmatan jika membawa efek kesehatan, tetapi makan yang berlebihan akan menimbulkan badan sakit. Hedonisme memiliki dampak negatif, yang paling banyak terjadi adalah manusia sibuk mencari kesenangan yang lebih dan lebih sehingga muncul rasa ‘tidak akan pernah puas’ dalam dirinya. Dengan tidak pernah puasnya tersebut, manusia yang termasuk dalam golongan hedonis akan cenderung egois atau mementingkan kepentingan pribadi demi kebahagiaan pribadi pula. SedangkanPengertian Proletar sendiri berasal dari bahasa latin yaitu proles yang sering digunakan untuk mengidentifikasikan kelas sosial rendah, sedangkan anggota kelas tersebut disebut ploretarian. Kaum proletar juga sering disematkan dengan orang yang bekerja kepada para pemilik modal tetapi tidak memiliki alat produksi. Kaum proletar dengan pengertian demikian dapat diartikan juga dengan kaum buruh. Dalam artian Karl Marx proletar adalah masyarakat kelas kedua setelah kelas kapitalis yang hidup dari gaji hasil kerjanya. Tetapi dengan banyaknya cafe dan resto yang berkembang tersebut membuat kemajuan dan perkembangan terhadap cafe dan resto yang tidak berkonsep monoton. Maksudnya monoton ialah… karena sepertinya yang diketahui banyak cafe-cafe yang berlomba-lomba untuk membuat konsep seunik mungkin agar menarik pengunjung untuk datang, sehingga terkesan tidak monoton

Saya melihat para mahasiswa yang datang ke café dan restaurant faktor pentingnya adalah café dan resto kini sudah sangat beragam dan pilihan harganya juga menjangkau semua kalangan mulai dari yang kalangan atas ekonomi kelas menengah kebawah. Keberadaan café dan resto mengubah ritme gaya hidup mahasiswa dijakarta menjadi gaya hidup yang konsumtif karena nongkrong di café adalah suatu kegiatan yang selalu dilaksanakan setiap akhir pekan dan salah satu aktivitas wajib untuk mengisi waktu luang.

     Café juga pada saat ini dilihat sebagai suatu kebutuhan primer dan sekunder tetapi lebih mengarah kepada self-esteem dan prestige. Selain itu, keberadaan social media yang juga menjadi titik balik perubahan gaya hidup mahasiswa ini, didalam pergaulan sendiri aktivitas nongkrong menjadi ajang untuk dapat diakui dan menunjukkan eksistensi didalam pergaulan itu sendiri. Masyarakat Indonesia khusunya mahasiswa adalah kelompok individu yang cepat meresap dan menyaring trend yang sedang terjadi didalam masyarakat dan nongkrong di café adalah suatu trend terus dikuti oleh mahasiswa-mahasiwa pada zaman sekarang

Sumber:

Widyatama.”GAYA HIDUP”,

Antaranews. “NONGKRONG DICAFE JADI GAYA HIDUP

http://www.antaranews.com/berita/300726/nongkrong-di-cafe-jadi-gaya-hidup

http://www.academia.edu/4732468/TREND_KAWASAN_PERKOTAAN_-_INDUSTRI_PROPERTY_DAN_GAYA_HIDUP_METROPOLITAN

Viendy, Nabila. “GAYA HIDUP KONSUMTIF DIKALANGAN MAHASISWA”.