Memories At Ritz-Carlton Mega Kuningan (Housekeeping Department)- Part 1
Tepatnya pada tanggal 20 agustus, merupakan hari pertama saya orientasi department housekeeping. Pada hari tersebut saya bertemu dengan Executive Housekeeper, yaitu Bapak Asep Wahyudin, Pada saat orientasi ia mengingatkan bahwa “Pekerjaan di Hotel Industry itu berat, dan untuk department HK disini juga berat, jadi kalian harus siap”. Setelah orientasi tersebut, saya di Posisikan untuk membantu salah satu staff yang menangani kamar tamu VIP. Saat pertama kali make up Room, Senior saya bertanya, apakah sudah paham dengan prosedur make up room serta perlengkapan dan peralatan yang diperlukan ? Saya langsung saja menjawab sudah paham, kemudian ia menjelaskan kepada saya mengenai aturan-aturan serta budaya yang diterapkan di Ritz-Carlton Mega Kuningan tentunya sambil Make up Room.
Di Ritz-Carlton Mega Kuningan, setiap 1 Pair (Pasang) Room Attendant diberikan workload sebanyak 24 kamar, dan setiap kamar memiliki credits (menunjukkan beban / tingkat kesulitan) yang berbeda-beda sesuai dengan luas kamarnya. Untuk kamar standard berbobot 1 credit, Kamar “My Fare” berbobot 1,5 credit dan seterusnya. Untuk proses make up room diberikan waktu selama 30 menit – 45 menit sesuai dengan luas kamar.
Selama proses Make up room saya banyak mendapatkan pengetahuan serta pengalaman dari senior saya. Seiring berjalannya waktu, tidak terasa hari sudah semakin sore badan saya serasa ingin tumbang karena belum terbiasa dengan pekerjaan kemudian pada saat mengerjakan kamar terakhir, ternyata kamar tersebut adalah kamar Stay Over alias berpenghuni. Hal ini cukup membuat diri saya kikuk dan grogi yang menyebabkan kinerja saya menurun. Senior saya yang melihat keadaan saya langsung membimbing saya serta memperkenalkan saya kepada tamu tersebut, ternyata tamu tersebut sangat lah ramah dan ia berasal dari Australia, sambil berbincang dengan tamu tersebut senior saya juga memperlihatkan tata cara untuk melayani tamu. Setelah beberapa saat, kami selesai membereskan kamar tamu tersebut dan ia memberikan kami uang tip, uang tip tersebut di berikan seluruhnya kepada saya oleh senior saya karena mereka bilang “Kami sudah sering dapat uang tip, jadi ini buat kamu aj soalnya kamu cuma 6 bulan”. Dari sanalah saya memulai semangat magang di Departement Housekeeping.
Salah satu pengalaman yang unik adalah kami menata kamar (set up) untuk kamar Suite dengan tema yang unik yaitu camping, sehingga kami menatanya menjadi seperti ini.
Sekitar 1,5 bulan lamanya saya sudah bekerja, EHK saya ingin mengimplementasikan sistem training yang baru, yaitu ingin mencoba beberapa anak trainee untuk dilepas (tanpa senior) untuk make up room. Saat Line Up (istilah Morning Briefing di Ritz-Carlton) langsung saja Manager saya membagi anak trainee yang telah di pilih untuk saling berpasangan mengerjakan kamar, sebanyak 5 Pair (10 anak) yang terpilih dan salah satunya adalah saya sendiri. Dengan perasaan dag dig dug saat di tanya siap atau tidak, karena saya merasa dipercaya serta diberikan peluang untuk berkembang langsung saja saya menjawab “Siap laksanakan!”. Setelah berdampingan dengan Pairingan saya dan melihat Worksheet (Lembar Kerja kamar) tertera sebanyak 8 kamar, dengan total credits 8,5. Setelah itu dengan penuh semangat langsung saja kami bersiap-siap menuju pantry masing-masing dan melakukan proses stocking trolley. Seharusnya proses stocking trolley optimalnya hanya 30 menit, namun kenyataan nya… Saya bersama teman sekerja saya cukup kesulitan saat melakukan stocking trolley, dikarenakan kami cukup bingung trolley yang kami miliki hampir bisa di bilang kosong (melainkan tidak memiliki apa-apa), akhirnya mau tidak mau kami harus menelpon ke Linen Runner (Semacam tenaga bantuan untuk assist Room attendant mengenai masalah Linen & Towel) setelah menelpon, kami mendapat info bahwa ia sedang full request, “apabila ingin linen dan towel ambil sendiri” ia berkata. Dengan buru-buru kami stocking trolley (hampir 1 jam kami melakukan stocking trolley) langsung menuju kamar check out pertama untuk melakukan make up room, kami membagi tugas menjadi dua, ia di bed room dan saya mengerjakan bathroom.
Saat pertama kali membersihkan bath room, saya baru memahami betapa melelahkannya membersihkan bathroom karena selain harus di scrubbing (menggosok), kita juga harus membilas serta mengeringkannya juga. Sekitar 1 jam 45 menit berlalu kami baru menyelesaikan kamar pertama kami dan kami baru menyadari bahwa cara kami bekerja masih tidak efektif. Sekitar jam 3 sore, saat sedang make up room, floor supervisor datang untuk mengecek kamar yang kami kerjakan karena kamar tersebut perlu di Release (akan di jual kembali) namun kami belum menyelesaikannya, akhirnya ia ikut membantu Make Up kamar tersebut, Proses Stripping, Dusting, Scrubbing Bathroom, dengan bantuannya kami dapat menyelesaikan kamar tersebut dengan cepat dan ia memberikan nasehat kepada kami “Kalau kalian mau cepat mengerjakan kamar, alangkah baiknya kalian itu mengefisiensi langkah kalian, usahakan jangan bolak-balik tidak karuan”.
Dari saat itu lah kami mulai memperbaiki diri dan alhasil kami dapat menyelesaikan kamar dengan waktu 30 menit. Banyak hal yang saya rasakan selama menjadi Room Attendant, dari tamu yang tidak suka barangnya di sentuh, Bed Sheet nya tidak mau diganti, selalu minta amenities ekstra, bahkan ada juga yang semena-mena perilakunya. Semuanya dapat saya lalui karena mendapat support dan dukungan dari orang tua dan para staff yang ada di hotel tersebut.
**To Be Continued**
By : Andres Wijaya